I
Dalam keluh aku bersimpuh
Dalam keluh aku bersimpuh
Walau ku tahu sembahku tak pernah utuh
Kemelut senantiasa menggodaku tuk menjauh
Tuhan….
Hari ini sepiku kembali
Walau kutahu ramai disekeliling sudahlah pasti
Bukan hari yang kucari, tapi hati
Kemarin tak ubah hari ini
Sepi menggelayut tak jua pergi
Kisi – kisi diri membentur guntur
Menghantam karang kenistaan
Akankah semua menjelang?
Tuhan….
Walau sembahku tak pernah utuh
Kuyakin Kau takkan mengeluh bila kukeluh
Berikan hamba kekuatan tegar
Agar halilintar tak lagi terus menyambar
II
Pagi ini kucoba kembali asa kudaki
Segenggam doa iringi langkah
Menuju arah yang tak disketsa
Tuhan…
Tunjukan terangMu yang dalam
Agar gelap siang tak lagi mencekam
Tuhan…
Senyum hari masih kunanti,
walau mendung tak beranjak pergi
walau mendung tak beranjak pergi
Hamba mohon! Singkirkan mendung ini
III
Seuntai harapan masih kujelang
Terkadang bimbang,
karena hitam terus membayang
karena hitam terus membayang
Hari – hari terus kutelusur
Mencari mimpi yang tak jua terbeli
Sesekali kusesal
Walau kusadar tak pantas itu,
karena tak mendasar
karena tak mendasar
Kenistaan badan senantiasa jadi penghalang
Aku paham…
Mengapa harapan tak jua kugenggam
Karena ku selalu larut dalam sebatas harapan
Bukan perbuatan
Tuhan…
Hamba yang tak pantas ini memohon
Turunkan RahmatMu…
Bersihkan diri dari kisi duniawi yang tak pernah ada tepi
Tuhan…
HambaMu yang hina ini berharap
Mimpi yang terus kunanti, dapat betul dinikmati
Tuhan…
SenyumMu adalah dambaku
Walau kutahu titahMu sesekali tak kujalani
Tuhan…
MurkaMu adalah bencanaku
Hamba mohon jangan berikan itu
Tuhan…
Hamba ingin dingin ini segera menyingkir
Karena tak tahan terus menggigil
Tuhan…
DihadapanMu hamba bersimpuh
Bersihkanlah peluh keluh yang kini membasuh
Agar tubuh yang hampir lumpuh
V
Hari ini seperti kemarin
Badanku lelah tak berbuah hikmah
Bukan salah Tuhan memberi
Tapi hati masih sulit mengerti,
apa yang sebenarnya dicari
Hamba sadar Tuhan...
Pengalaman kelam silam,
barangkali itulah teguran
Atau...
Jalanku tak serius dalam menopang beban?
Tuhan...
Tak bosan hamba berpengharapan padaMu
Turunkan RahmatMu
Walau sadar yang hamba lakukan cuma mimpi diatas awan
Karena keseriusan menuju trentam belum penuh hamaba jalankan
Esok hari hamba kan coba lagi
Mencari kembali hakiki diri sejati
Semoga tak salah lagi
Tuntunlah hamba, agar sesat tak lagi di dapat
Amin...
VI
Rapuh iman membawaku dalam kelam
Segala harapan yang kupegang selalu hilang
Pejalanan yang semula bak pelita berubah gulita
Rapuh iman membawaku dalam kesulitan
Konsep yang yang diyakini sukses, pupus terarus
Layar yang seharusnya mengembang,
karam menghantam karang
Tuhan...
KuasaMu hamba yakin masih dapat dimiliki
Bimbinglah hamba esok dalam mencari arti hari
Tuhan..
KuasaMu adalah dambaku
Tuntunlah esok dalam mencari mimpi,
agar mentari tak lagi menacaci
VII
Larut perlahan hanyut,
pagi mulai meniti
Mataku masih terbuka
Gundah membuat kantuk selalu mengalah
Tuhan..
Tak bosan hamba meminta
Berilah hamba cinta, agar iba tak selalu dirasa
Tuhan...
Tak jemu hamba mengeluh
Berilah hamba tentram,
agar tenang dalam berjalan
Hamba sadar Tuhan
Tak seyogiyanya berpengharapan yang berlebihan
Karena juang yang seharusnya kujalankan,
selama ini selalu kuabaikan
Namun hamba yakin
KemurahanMu takkan mungkin membiarkan
Hambanya terus terhanyut dalam kemelut
Tegarkan hamba esok hari
Agar perih tak lagi terjadi
Amin...
VIII
Kemanapun kupergi
Perasaan itu selalu menyerta
Beribu, mungkin bahkan sejuta
Perasaan beku terus menyatu,
buah dari mencari debu
Tuhan...
Cinta ini belum mati
Rinduku masih menggebu,
walau kabut selalu menutup
Tuhan...
Bukakanlah kesempatan
Agarku dapat kemabali pulang
Mengolah jalan yang selama ini terabaikan
Tuhan...
Kuingin kembali
Menata memori yang nyaris mati
KebesarnMu
Adalah harapan yang selama ini kuidam
IX
Kusadar rapuh ini hampir rubuh
Jendela rasa entah kapan terbuka
Sebab kunci yang kupatah masih tetap terbelah
Entah...
Hingga kapan kunci ini dapat kembali sejati
Agar jendela terbuka
Dan rasa tak lagi sesakkan dada
Entah..
Karena aku belum mau paham
Kemana langkah ini harus berjalan
Tuhan...
Kuyakin, tak mungkin Engkau sesatkan jalan
Kealfaankulah yang membuat jalanku tak beraturan
Tuhan...
Ampuni sesatku
Bimbinglah batin ini
Agar esok hari hidupku lebih berarti
Amin...
Hari ini seperti kemarin
Badanku lelah tak berbuah hikmah
Bukan salah Tuhan memberi
Tapi hati masih sulit mengerti,
apa yang sebenarnya dicari
Hamba sadar Tuhan...
Pengalaman kelam silam,
barangkali itulah teguran
Atau...
Jalanku tak serius dalam menopang beban?
Tuhan...
Tak bosan hamba berpengharapan padaMu
Turunkan RahmatMu
Walau sadar yang hamba lakukan cuma mimpi diatas awan
Karena keseriusan menuju trentam belum penuh hamaba jalankan
Esok hari hamba kan coba lagi
Mencari kembali hakiki diri sejati
Semoga tak salah lagi
Tuntunlah hamba, agar sesat tak lagi di dapat
Amin...
VI
Rapuh iman membawaku dalam kelam
Segala harapan yang kupegang selalu hilang
Pejalanan yang semula bak pelita berubah gulita
Rapuh iman membawaku dalam kesulitan
Konsep yang yang diyakini sukses, pupus terarus
Layar yang seharusnya mengembang,
karam menghantam karang
Tuhan...
KuasaMu hamba yakin masih dapat dimiliki
Bimbinglah hamba esok dalam mencari arti hari
Tuhan..
KuasaMu adalah dambaku
Tuntunlah esok dalam mencari mimpi,
agar mentari tak lagi menacaci
VII
Larut perlahan hanyut,
pagi mulai meniti
Mataku masih terbuka
Gundah membuat kantuk selalu mengalah
Tuhan..
Tak bosan hamba meminta
Berilah hamba cinta, agar iba tak selalu dirasa
Tuhan...
Tak jemu hamba mengeluh
Berilah hamba tentram,
agar tenang dalam berjalan
Hamba sadar Tuhan
Tak seyogiyanya berpengharapan yang berlebihan
Karena juang yang seharusnya kujalankan,
selama ini selalu kuabaikan
Namun hamba yakin
KemurahanMu takkan mungkin membiarkan
Hambanya terus terhanyut dalam kemelut
Tegarkan hamba esok hari
Agar perih tak lagi terjadi
Amin...
VIII
Kemanapun kupergi
Perasaan itu selalu menyerta
Beribu, mungkin bahkan sejuta
Perasaan beku terus menyatu,
buah dari mencari debu
Tuhan...
Cinta ini belum mati
Rinduku masih menggebu,
walau kabut selalu menutup
Tuhan...
Bukakanlah kesempatan
Agarku dapat kemabali pulang
Mengolah jalan yang selama ini terabaikan
Tuhan...
Kuingin kembali
Menata memori yang nyaris mati
KebesarnMu
Adalah harapan yang selama ini kuidam
IX
Kusadar rapuh ini hampir rubuh
Jendela rasa entah kapan terbuka
Sebab kunci yang kupatah masih tetap terbelah
Entah...
Hingga kapan kunci ini dapat kembali sejati
Agar jendela terbuka
Dan rasa tak lagi sesakkan dada
Entah..
Karena aku belum mau paham
Kemana langkah ini harus berjalan
Tuhan...
Kuyakin, tak mungkin Engkau sesatkan jalan
Kealfaankulah yang membuat jalanku tak beraturan
Tuhan...
Ampuni sesatku
Bimbinglah batin ini
Agar esok hari hidupku lebih berarti
Amin...