Ato Paskal
Perjuangan dengan anarkis akan mengakibatkan kerugian,
Perjuangan dengan tulus tanpa ditunggangi kepentingan pribadi dan golongan akan menyenangkan.
"May Day"
Dimasa lalu,
lahirnya pemberontakan nurani yang menuntut adil,
Dimasa itu perjuangan buruh utuh, " lawan penindasan kapitalis"
"May Day"
Dimasa kini,
apresiasi apa yg telah lahir dari perjuangan di masa itu,
Era reformasi semakin sulit kita memprediksi,
antara perjuangan utuh buruh dengan kepentingan.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Senandung buruh kidung bimbang perjuangan,
Antara harapan dan keraguan berbagi sebanding,
Sampan rapuh yang dikayuh tidak tenggelam namun tak juga maju,
Kekuatan dan keraguan yg membuat sampan itu begitu,
Sementara nakoda yg membawanya terlelap terbius arus..
Buruh, penguasa dan pengusaha,
Rangkaian cerita yg entah mungkin akan berujung akhir,
Buruh asik dengan nasibnya,
Penguasa berlaga membuat bejana tatanan pekerja,
Pengusaha terlena dgn rekayasa tatanan yg dibuat penguasa.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Upah layak, kesejahteraan sosial, Hak berorganisasi,
cerita lama yang masih jadi sengketa kaum pekerja,
Tatanan aturan yg diundangkan dgn biaya miliaran oleh sang Dewan,
masih hanya secarik tulisan yg tidak punya makna,
Pelanggaran norma aturan masih menjadi momok menakutkan bagi kaum buruh,
Sementara wakil rakyat dan abdi rakyat,
masih hanya sebatas berucap tidak berani untuk bertindak.
"Buruh bersatu tak bisa dikalahkan"
buktikan kalau hal itu benar,
sebab kemenangan itu akan nyata bila sinyal perubahannya terasa,
"Selamat hati buruh internasional"
Tunjukan pada Dunia kalau kita bisa berkarya, bukan hanya bicara.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Liuk hiruk penuh gaduh,
Rangkaian hujatan para demonstran,
Teriakan kemarahan penistaan keadilan,
Sementara sang Dewan tersenyum tenang, tak sedikitpun kekhawatiran,
dan sang raja hanya bisa berkata, "Proses perbaikan sedang dilakukan"
Sampai kapan proses itu tuan?
Sampai revolusi benar dicanangkan?
Perubahan kitalah yg menentukan,
Omong besar sang Dewan dan sang Raja bisa menata kesemrawutan yg kini ada,
Revolusi kalau memang harus terjadi,
Kenapa mesti takut kita untuk ikut?
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Teriakan adil kaum kecil hanyalah kerikil,
Makian kebenaran kaum marjinal hanyalah awan,
kata adil para majikan hanyalah gurauan,
Janji kebenaran para penata bangsa hanyalah dagelan.
Dimanakah letak bijak itu didapat?
di hati kaum kecilkah?
di jiwa kaum marjinalkah?
di genggaman para majikankah?
atau dirongga kepala para penata bangsa?
Misteri negeri terkunci dalam hingar kepentingan atas nama keadilan.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tanda tanya besar keadilan kaum buruh datang bersimpuh,
Bila arah perjuangan sesama kawan bersebrangan,
Bila kepentingan dominan diatas kemulyaan tujuan,
Ingat kawan!
Hakiki saat kita memaki para petinggi negeri yg mengunci hati,
Hakikat saat kita menghujat para pesunat nasib rakyat,
Tujuan teriak kita saat itu hanyalah satu, " luluhkan benalu yang tumbuh di nasib buruh "
Akankah May Day tahun ini ciri perjuangan tumbuh sejati?
Cermati dengan nurani!
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Daya juang adalah mata uang termahal dalam membeli keberhasilan,
Namun daya juang yang tidak didasari oleh pemikiran,
dan apalagi didonori oleh benak yang rusak,
maka Kegelisahanlah hasilnya,
Disinilah keheningan pikiran dibutuhkan.
Hening pikiran maknanya adalah,
bening berpikir bijak bertindak.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Riuh gemuruh buruh perlahan berlalu,
Pesta kaum marjinal yang dikomandoi sang pejuang.
Yang tersisa dari pesta buruh itu adalah agenda masalah.
Sang pejuang tetap pada tujuan pemenangan,
Dan eksekutor aturan mencari celah pada pasal aturan
untuk mematahkan pemenangan sang pejuang.
Biasanya pada saat yang tak terduga,
Sang pejuang dan eksekutor aturan singgah dalam muara,
Kebersamaan tercipta,
Namun kadang itu untuk siapa?
Sebab kaum buruh masih tetap utuh dalam keluh.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ketika tulus,
rangkaian perjuangan tak akan mudah pupus,
Tapi saat ambisi menyertai,
sudahlah tentu perjuangan itu akan lekas terhapus.
Adakah sadaran pasti untuk singkirkan tirani ngeri ini?
Jawaban yang pasti ada pada nurani kita sendiri.
Omong besar perubahan akan mereka suguhkan,
Bila kita hanya duduk menanti,
tanpa berani mengambil alih fungsi para petinggi yang gemarnya mengkhianati,
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ribuan kilo jalan yg telah ditempuh,
Peluh yg jatuh entah berapa banyak terjatuh,
Luka yg menganga belum bisa kembali kesemula,
Obat penawar sakit mahal,
perih menghimpit kian menjepit,
Tabib hanya milik orang yg berduit.
Perjalanan kaum marjinal dlm menuju keadilan terganjal siluman yg berkedok pahlawan.
Kemiskinan, pelanggaran aturan dan pembodohan,
adalah santapan para pengobral keadilan dan mafia tatanan negara.
Negeriku...
Tirani yg kian meninggi.
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Terkadang aku bimbang, bahkan nyaris pesimis.
Bimbang kala memandang sketsa kehidupan yg semakin jauh dari tatanan aturan,
Nyaris pesimis saat menatap para pejabat yg banyak jadi bangsat,
ditambah lagi ego dan ambisi pengkritisi negeri.
Namun keyakinan akan kebesaran Tuhan membingbingku untuk bangkit,
Aku harus tunjukan, kalau kaum yg dianggap marjinal masih punya moral
untuk membuat negera ini kembali bermoral.
Proses....
Itu yg akan segera kupoles.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Dalam perjuangan,
Pasukan seribu bila haluannya ambisi semata, niscaya akan seumpama buih ditengah samudra.
Pasukan sepuluh bila niatnya utuh, maka akan menambah kekutan menjadi sejuta armada.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------