Warna udara sebaik embun
Ramalan itu pengantar kufur
Bila nyawa dititik ubun
Amalan ilmu pengantar kubur
Kota tua nyaman disinggah
Pagar penyekat di dua tempat
Orang tua jangan disanggah
Agar selamat dunia akhirat
Tumbuh merata pohon tebu
Sungai mengarah ke laut biru
Sungguh merana tak punya ilmu
Bagai rumah tidak berpintu
Berlayar hendak mencari kakap
Nelayan Ambon yg jadi pengarah
Beramal banyak tp tak shalat
Bagaikan pohon yg tak berbuah
Banyak bintang bertaburan
Hanya satu yg benderang
Banyak orang lalu lalang
Hanya untuk habiskan uang
Kubah antik bertahta mutiara
Tentu orang banyak memandang
Sudah cantik bertakwa pula
Tentu orang banyak yg sayang
Tangan kerap berjabat erat
Bila bersua saudara dan teman dimana saja
Jangan harap dapat manfaat
Bila puasa hanya menahan lapar dahaga saja
Kamana ngaitkeun kincir
Ka Cimahi teges pasti
Kamana ngaitkeun pikir
Ka Illahi nu geus pasti
Tembang kenangan tak pernah hilang
Nostalgia tak kala remaja
Jangan bilang Tuhan tak sayang
Bila kita tak suka berdo'a
Pernik perca kain kebaya
Terusik hati ingin memiliki
Cantik rupa hiasan raga
Cantik hati Rahmat Illahi
Alang alang di hutan larangan
Penghalang pandang orang bertalan
Sembahyang malam di bulan Ramadhan
Hiasam malam orang beriman
Ka kota rek meuli koja
Bahan keur wadah sagala
Ka mana kula nya menta
Salian ka Allah ta'alla
Cikaracak ninggang batu
Laun laun jadi legok
Budak botak katinggang batu
Di alun alun waktu mabok
Pakai kebaya saat ke pesta
Jelita rupa waktu dikena
Rasa bahagia saat puasa
Ketika tiba waktu berbuka
Jali jali lagu betawi
Lagu lama irama asli
Hari Fitri selalu dinanti
Tua muda bersuka hati
Jalan randu setapak kuda
Selalu teduh tertutup awan
Jangan ragu terhadap kanda
Cintaku utuh untukmu sayang
Si Amat makan pisang
Sisa satu masih juga dimakan
Selamat malam sayang
Cintaku masih utukmu seorang
Ondel - ondel berjajar lima
Bersama Mandra jika berlaga
Berandai - andai melamar dinda
Bahagia kanda jika diterima
Jatiluhur berkabut tak kala senja
Selayang bayu manjakan rasa
Bertutur lembut pada yang tua
Sayang selalu pada sesama
Perahu laju menuju pulau
Ikan sekeranjang dibawa nelayan
Tak perlu ragu dan juga risau
katakan sayang tak usah bimbang
Ikat sapi sais pedati
Terikat rapi karena untuk mengantar putri
Nikmat nasi dapat dibeli
Nikmat hati hanya untuk yang berbudi pekerti
Gelas kaca terpampang di meja
Poci cantik diserta pulaIkhlas
bahasa yg gampang dikata
Terapi hati menuju takwa
Ke Banjar membeli ketan
Sambil lalu Mamatpun pesan
Sekedar mengingatkan
Mari berwudhu sholat jalankan
Makan dukuh tengah malam
Mampir lewat kota Nunukan
Adzan subuh hampir menjelang
Mari shalat kita jalankan
Layang - layang terbang melayang
Sangat tinggi indah sekali
Terbayang - bayang dalam ingatan
Rahmat Illahi singgahi diri
Rambutan Tasik enak dimakan
Dimakan bersama tengah telaga
Berbuat baik dengan tindakan
Amalan berharga yang tak terkata
Berlayarlah naik perahu
Berlayar menuju pulau seribu
Berkaryalah dengan ilmu
Agar berarti waktu berlalu
Sentuh golok para jawara
Memakai gendewa hendak berlaga
Sungguh elok dara remaja
Pakai kebaya berjilbab pula
Ratu Cina liburan ke Kuta
hanya untuk melihat gajah
Satu cinta di bulan puasa
Hanya untuk mendapat berkah
Seroja bukan sakura
Keduanya jelas berbeda
Puasa bulan berbeda
Karena jelas banyak pahala
Bunga tanjung di tengah gunung
Pastilah tiada orang menyangka
Suka santun bertutur senyum
Pastilah dinda banyak disuka
Singkat berkata tiada lama
Itulah Hikmah yang berpuasa
Nikmat berbuka tiada tara
Itulah Rahmat yang Maha Kuasa
Ambil menantu orang yang tampan
Tak pasti tentu bakal menyayang
Sambil menunggu datanganya Adzan
Mari berwudhu baca Alqur'an
Makan sahur gulai kepala
kepala kakap sedap dan nikmat
Jangan nglantur wahai saudara
Jagalah cakap, sikap tabiat
Takkan lusuh walau direndam
Ciri serat sutra Tarakan
Adzan subuh berkumandang
Mari shalat kita jalankan
Makanlah duku jangan rambutan
Karena rambutan tak aku suka
Janganlah ragu akan Ramadhan
karena Ramadhan pintunya surga
Sikat kaca memakai perca
kemilau nampa terkena cahaya
Nikmat rasa jalanka puasa
Jikalau kita pandai memakna
Ramlan di buai irama
Orkestra cinta merdu dirasa
Amalan di bulan puasa
Lentera kita menuju surga
Bila kapal tidak berlabuh
Pantai Ambon tidak terjamah
Bila amal tidak berilmu
Bagai pohon tidak berbuah
Berburu ke padang datar
Dapat lembu dan juga camar
Berguru pada yg pintar
Dapat ilmu dan juga pacar
Cemeti sais pedati
cambuk kuda biar tak lambat
Sesali diri sendiri
Tìada guna bila tak tobat
Hamparan alam sangatlah tenang
Dari selat saya memandang
Kumandang adzan sudahlah datang
Mari shalat kita jalankan
Makam leluhur jauh dikubur
Banyak orang datang jiarah
Makan sahur penuh syukur
Nikmat ramadhan datangkan berkah
Sutra terindah di pusaran Nusa
Ulat merangkai itu semua
Harta berlimpah di bulan puasa
Buat yang pandai menuntun rasa
Berayun mari berayun
Rambut panjang jangan di kepang
Tersenyum mari tersenyum
Sambut ramadhan yang akan datang
Si Pulan memakai peci
mengajak Kamal pergi mengaji
Di bulan mahlgai suci
perbanyak amal perangi diri
Makan ketan bersama kawan
Nikmat dimakan di atas nampan
Bulan Ramadhan masa ampunan
Tingkatkan iman dan ketakwaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik dan saran sangat saya harapkan, bila berkenan tulisan ini bisa dipublikasikan/dtulis kembali asalkan nama pengarang ditulis kembali