30 Jul 2013

Mutiara Cintaku


Ato Paskal

Elok rupa bukan pulasan
Menatap manja penuh sahaja
Parasmu membius nurani
Tatapmu pancarkan indah pesona

Kau kepakkan hatiku
Menuju pesona cintamu
Terbangkan rasa meraih kasihmu
Membimbingku tuk menyayangmu

Kau berikan warna
Dalam seketsa cerita cinta
Aromamu taburkan harum kerinduan
Yang tak lekang dalam pikiran

Kaulah mutiara cintaku.....

21 Jul 2013

Kenangan Terlarang

Ato Paskal

Saat pertama ku jumpa
Tanpa disangka mesra kau bawa
Tak ada ragu walau kita baru ketemu
Sekalipun cinta tak kau kata
Namun geloramu membahana
hingga kini masih dirasa

Tatapanmu waktu itu
penuh arti yang tak bisa terucap dengan kalimat
Sorot matamu penuh makna
Saat itu aku tak bisa menerka
Makna apa yang kau bawa
Pesonamu luluhkan kalbu
 memaksaku berhenti berburu
bayang bayang kelam kehidupan malam

Dan kini apakah harus kusudahi?
Haruskah menjadi tinggal kenangan?
dan sejuta arti harus begitu saja pergi?
Padahal maknanya belum tahu apa?

Kemesraan kita
Akankah begitu saja kandas?

18 Jul 2013

Pantun Ceria Ramadhan



Sutra terindah di pusaran Nusa
Ulat merangkai itu semua
Harta berlimpah di bulan puasa
Buat yang pandai menuntun rasa

Berayun mari berayun
Rambut panjang jangan di kepang
Tersenyum mari tersenyum
Sambut ramadhan yang akan datang

Si Pulan memakai peci
mengajak Kamal pergi mengaji
Di bulan mahlgai suci
perbanyak amal perangi diri

Makan ketan bersama kawan
Nikmat dimakan di atas nampan
Bulan Ramadhan masa ampunan
Tingkatkan iman dan ketakwaan

Ambil menantu orang yang tampan
Tak pasti tentu bakal menyayang
Sambil menunggu datanganya Adzan
Mari berwudhu baca Alqur'an

Makan sahur gulai kepala
kepala kakap sedap dan nikmat
Jangan nglantur wahai saudara
Jagalah cakap, sikap tabiat

Takkan lusuh walau direndam
Ciri serat sutra Tarakan
Adzan subuh berkumandang
Mari shalat kita jalankan

Makanlah duku jangan rambutan
Karena rambutan tak aku suka
Janganlah ragu akan Ramadhan
karena Ramadhan pintunya surga

Sikat kaca memakai perca
kemilau nampa terkena cahaya
Nikmat rasa jalanka puasa
Jikalau kita pandai memakna

Ramlan di buai irama
Orkestra cinta merdu dirasa
Amalan di bulan puasa
Lentera kita menuju surga

Bila kapal tidak berlabuh
Pantai Ambon tidak terjamah
Bila amal tidak berilmu
Bagai pohon tidak berbuah

Berburu ke padang datar
Dapat lembu dan juga camar
Berguru pada yg pintar
Dapat ilmu dan juga pacar

Cemeti sais pedati
cambuk kuda biar tak lambat
Sesali diri sendiri
Tìada guna bila tak tobat

Hamparan alam sangatlah tenang
Dari selat saya memandang
Kumandang adzan sudahlah datang
Mari shalat kita jalankan

Makam leluhur jauh dikubur
Banyak orang datang jiarah
Makan sahur penuh syukur
Nikmat ramadhan datangkan berkah

Sentuh golok para jawara
Memakai gendewa hendak berlaga
Sungguh elok dara remaja
Pakai kebaya berjilbab pula

Ratu Cina liburan ke Kuta
hanya untuk melihat gajah
Satu cinta di bulan puasa
Hanya untuk mendapat berkah

Seroja bukan sakura
Keduanya jelas berbeda
Puasa bulan berbeda
Karena jelas banyak pahala

Bunga tanjung di tengah gunung
Pastilah tiada orang menyangka
Suka santun bertutur senyum
Pastilah dinda banyak disuka

Singkat berkata tiada lama
Itulah Hikmah yang berpuasa
Nikmat berbuka tiada tara
Itulah Rahmat yang Maha Kuasa

Gelas kaca terpampang di meja
Poci cantik diserta pulaIkhlas 
bahasa yg gampang dikata
Terapi hati menuju takwa

Ke Banjar membeli ketan
Sambil lalu Mamatpun pesan
Sekedar mengingatkan
Mari berwudhu sholat jalankan

Makan dukuh tengah malam
Mampir lewat kota Nunukan
Adzan subuh hampir menjelang
Mari shalat kita jalankan

Layang - layang terbang melayang
Sangat tinggi indah sekali
Terbayang - bayang dalam ingatan
Rahmat Illahi singgahi diri

Rambutan Tasik enak dimakan
Dimakan bersama tengah telaga
Berbuat baik dengan tindakan
Amalan berharga yang tak terkata

Berlayarlah naik perahu
Berlayar menuju pulau seribu
Berkaryalah dengan ilmu
Agar berarti waktu berlalu

Ikat sapi sais pedati 
Terikat rapi karena untuk mengantar putri
Nikmat nasi dapat dibeli
Nikmat hati hanya untuk yang berbudi pekerti

Jatiluhur berkabut tak kala senja
Selayang bayu manjakan rasa
Bertutur lembut pada yang tua
Sayang selalu pada sesama

Pakai kebaya saat ke pesta
Jelita rupa waktu dikena
Rasa bahagia saat puasa
Ketika tiba waktu berbuka

Jali jali lagu betawi
Lagu lama irama asli
Hari Fitri selalu dinanti
Tua muda bersuka hati

Tembang kenangan tak pernah hilang
Nostalgia tak kala remaja
Jangan bilang Tuhan tak sayang
Bila kita tak suka berdo'a

Pernik perca kain kebaya
Terusik hati ingin memiliki
Cantik rupa hiasan raga
Cantik hati Rahmat Illahi

Alang alang di hutan larangan
Penghalang pandang orang bertalan
Sembahyang malam di bulan Ramadhan
Hiasam malam orang beriman

Warna udara sebaik embun
Ramalan itu pengantar kufur
Bila nyawa dititik ubun
Amalan ilmu pengantar kubur

Kota tua nyaman disinggah
Pagar penyekat di dua tempat
Orang tua jangan disanggah
Agar selamat dunia akhirat

Tumbuh merata pohon tebu
Sungai mengarah ke laut biru
Sungguh merana tak punya ilmu
Bagai rumah tidak berpintu

Berlayar hendak mencari kakap
Nelayan Ambon yg jadi pengarah
Beramal banyak tp tak shalat
Bagaikan pohon yg tak berbuah

Banyak bintang bertaburan
Hanya satu yg benderang
Banyak orang lalu lalang
Hanya untuk habiskan uang

Kubah antik bertahta mutiara
Tentu orang banyak memandang
Sudah cantik bertakwa pula
Tentu orang banyak yg sayang

Tangan kerap berjabat erat
Bila bersua saudara dan teman dimana saja
Jangan harap dapat manfaat
Bila puasa hanya menahan lapar dahaga saja

20 Jun 2013

Puisi Untuk Ayah



Ku ikhlaskan kau pergi
Langit cerah menyertai jalanmu
semilir angin sejukan para pengantar
saat jasadmu di usung menuju makam
alam tenang mengingat amal kebaikanmu

Ayah ..
Di depan nisan yang rindang oleh pohon kamboja  
aku tertunduk
Ku jatuhkan air mata
Sebaris do'a kupanjatkan untukmu

Ayah ..
Arti hidup yang kau ajarkan
adalah bagaimana tentang menghargai sesama
tentang menata rasa dalam kehidupan
tentang perjuangan

Kini kau pergi untuk selamanya Ayah
Namun jejak bijak sikapmu akan tetap melekat
Terikat kuat dalam jiwaku
yang sungguh akan melanjutkan 
apa yang kau perintahkan dulu

Semoga kekuatanku tetap utuh..

1 Jun 2013

Kami Cinta Ayah


Ayah...
Kau laksana embun di pagi hari
beningmu sejukan alam
kilaukan raya dinginkan rasa
semangatkan jiwa saat pagiku memulai kelana

Ayah...
Lihatlah kami kini
Ibu, aku serta adik - adikku
juga cucu - cucumu
bangga padamu meskipun tubuhmu kini merapuh


Ayah...
lihatkah buah semangatmu dulu
tumbuhkan generasimu
sekalipun tak sehebat dirimu
namun torehan jiwamu tetap melekat ada
Ayah..
takdirmu semula kami anggap kejam
bahkan kami sempat menganggap kedilan Tuhan tak bersamamu
namun ternyata pradugaku salah belaka
dibalik dukamu yang kini dirasa
terselip cahaya surga
kami percaya Tuhan memngabarkan kebaikan dibalik penderitaanmu

Ayah...
kami hidup lebih baik karenamu

kami yakin sakitmu yang kini menghimpit
adalah ujianmu agar tulusmu tak mudah terhapus
dan kami lihat tegar itu ada padamu
Ayah...
sayang dan cinta kami padamu tak akan pernah lekang oleh jaman
kemarin, sekarang, dan selamanya.
kami mencintaimu Ayah....

2 Mei 2013

Suara Buruh

Mei 2013
Ato Paskal






Perjuangan dengan anarkis akan mengakibatkan kerugian,
Perjuangan dengan tulus tanpa ditunggangi kepentingan pribadi dan golongan akan menyenangkan.

"May Day"

Dimasa lalu, 
lahirnya pemberontakan nurani yang menuntut adil,
Dimasa itu perjuangan buruh utuh, " lawan penindasan kapitalis"

"May Day"

Dimasa kini,
apresiasi apa yg telah lahir dari perjuangan di masa itu,
Era reformasi semakin sulit kita memprediksi, 

antara perjuangan utuh buruh dengan kepentingan.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Senandung buruh kidung bimbang perjuangan,
Antara harapan dan keraguan berbagi sebanding,
Sampan rapuh yang dikayuh tidak tenggelam namun tak juga maju,
Kekuatan dan keraguan yg membuat sampan itu begitu,
Sementara nakoda yg membawanya terlelap terbius arus..

Buruh, penguasa dan pengusaha,
Rangkaian cerita yg entah mungkin akan berujung akhir,
Buruh asik dengan nasibnya,
Penguasa berlaga membuat bejana tatanan pekerja,
Pengusaha terlena dgn rekayasa tatanan yg dibuat penguasa.


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Upah layak, kesejahteraan sosial, Hak berorganisasi,
cerita lama yang masih jadi sengketa kaum pekerja,
Tatanan aturan yg diundangkan dgn biaya miliaran oleh sang Dewan,
masih hanya secarik tulisan yg tidak punya makna,
Pelanggaran norma aturan masih menjadi momok menakutkan bagi kaum buruh,
Sementara wakil rakyat dan abdi rakyat, 

masih hanya sebatas berucap tidak berani untuk bertindak.

"Buruh bersatu tak bisa dikalahkan"
buktikan kalau hal itu benar,
sebab kemenangan itu akan nyata bila sinyal perubahannya terasa,

"Selamat hati buruh internasional"

Tunjukan pada Dunia kalau kita bisa berkarya, bukan hanya bicara.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Liuk hiruk penuh gaduh,
Rangkaian hujatan para demonstran,
Teriakan kemarahan penistaan keadilan,
Sementara sang Dewan tersenyum tenang, tak sedikitpun kekhawatiran,
dan sang raja hanya bisa berkata, "Proses perbaikan sedang dilakukan"

Sampai kapan proses itu tuan?
Sampai revolusi benar dicanangkan?

Perubahan kitalah yg menentukan,
Omong besar sang Dewan dan sang Raja bisa menata kesemrawutan yg kini ada,

Revolusi kalau memang harus terjadi,
Kenapa mesti takut kita untuk ikut?


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Teriakan adil kaum kecil hanyalah kerikil,
Makian kebenaran kaum marjinal hanyalah awan,

kata adil para majikan hanyalah gurauan,
Janji kebenaran para penata bangsa hanyalah dagelan.

Dimanakah letak bijak itu didapat?
di hati kaum kecilkah?
di jiwa kaum marjinalkah?
di genggaman para majikankah?
atau dirongga kepala para penata bangsa?

Misteri negeri terkunci dalam hingar kepentingan atas nama keadilan.


-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tanda tanya besar keadilan kaum buruh datang bersimpuh,
Bila arah perjuangan sesama kawan bersebrangan,
Bila kepentingan dominan diatas kemulyaan tujuan,

Ingat kawan!

Hakiki saat kita memaki para petinggi negeri yg mengunci hati,
Hakikat saat kita menghujat para pesunat nasib rakyat,
Tujuan teriak kita saat itu hanyalah satu, " luluhkan benalu yang tumbuh di nasib buruh "

Akankah May Day tahun ini ciri perjuangan tumbuh sejati?

Cermati dengan nurani!


---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Daya juang adalah mata uang termahal dalam membeli keberhasilan,

Namun daya juang yang tidak didasari oleh pemikiran, 

dan apalagi didonori oleh benak yang rusak,
maka Kegelisahanlah hasilnya,
Disinilah keheningan pikiran dibutuhkan.

Hening pikiran maknanya adalah, 

bening berpikir bijak bertindak.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Riuh gemuruh buruh perlahan berlalu,
Pesta kaum marjinal yang dikomandoi sang pejuang.

Yang tersisa dari pesta buruh itu adalah agenda masalah.

Sang pejuang tetap pada tujuan pemenangan,
Dan eksekutor aturan mencari celah pada pasal aturan 

untuk mematahkan pemenangan sang pejuang.

Biasanya pada saat yang tak terduga,
Sang pejuang dan eksekutor aturan singgah dalam muara,
Kebersamaan tercipta,
Namun kadang itu untuk siapa?
Sebab kaum buruh masih tetap utuh dalam keluh.


-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ketika tulus, 
rangkaian perjuangan tak akan mudah pupus,
Tapi saat ambisi menyertai, 

sudahlah tentu perjuangan itu akan lekas terhapus.

Adakah sadaran pasti untuk singkirkan tirani ngeri ini?

Jawaban yang pasti ada pada nurani kita sendiri.

Omong besar perubahan akan mereka suguhkan,
Bila kita hanya duduk menanti, 

tanpa berani mengambil alih fungsi para petinggi yang gemarnya mengkhianati,

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ribuan kilo jalan yg telah ditempuh,
Peluh yg jatuh entah berapa banyak terjatuh,
Luka yg menganga belum bisa kembali kesemula,
Obat penawar sakit mahal,
perih menghimpit kian menjepit,
Tabib hanya milik orang yg berduit.

Perjalanan kaum marjinal dlm menuju keadilan terganjal siluman yg berkedok pahlawan.

Kemiskinan, pelanggaran aturan dan pembodohan,
adalah santapan para pengobral keadilan dan mafia tatanan negara.

Negeriku...
Tirani yg kian meninggi.


------------------------------------------------------------------------------------------------------

Terkadang aku bimbang, bahkan nyaris pesimis.
Bimbang kala memandang sketsa kehidupan yg semakin jauh dari tatanan aturan,
Nyaris pesimis saat menatap para pejabat yg banyak jadi bangsat, 

ditambah lagi ego dan ambisi pengkritisi negeri.

Namun keyakinan akan kebesaran Tuhan membingbingku untuk bangkit,
Aku harus tunjukan, kalau kaum yg dianggap marjinal masih punya moral 

untuk membuat negera ini kembali bermoral.

Proses....
Itu yg akan segera kupoles.


-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Dalam perjuangan,

Pasukan seribu bila haluannya ambisi semata, niscaya akan seumpama buih ditengah samudra.

Pasukan sepuluh bila niatnya utuh, maka akan menambah kekutan menjadi sejuta armada.


-------------------------------------------------------------------------------------------------------