28 Nov 2010

DOA SANG PEMIMPI



I 

Dalam keluh aku bersimpuh
Walau ku tahu sembahku tak pernah utuh
Kemelut senantiasa menggodaku tuk menjauh

Tuhan….
Hari ini sepiku kembali
Walau kutahu ramai disekeliling sudahlah pasti

Bukan hari yang kucari, tapi hati

Kemarin tak ubah hari ini
Sepi menggelayut tak jua pergi
Kisi – kisi diri membentur guntur
Menghantam karang kenistaan
Akankah semua menjelang?

Tuhan….
Walau sembahku tak pernah utuh
Kuyakin Kau takkan mengeluh bila kukeluh
Berikan hamba kekuatan tegar
Agar halilintar tak lagi terus menyambar

Amin…


II

Pagi ini kucoba kembali asa kudaki
Segenggam doa iringi langkah
Menuju arah yang tak disketsa
Tuhan…
Tunjukan terangMu yang dalam
Agar gelap siang tak lagi mencekam

Tuhan…
Senyum hari masih kunanti, 
walau mendung tak beranjak pergi
Hamba mohon! Singkirkan mendung ini
Agar senyum iringi langkah yang kini kudaki

III

Seuntai harapan masih kujelang
Terkadang bimbang, 
karena hitam terus  membayang

Hari – hari terus kutelusur
Mencari mimpi yang tak jua terbeli

Sesekali kusesal
Walau kusadar tak pantas itu, 
karena tak mendasar

Kenistaan badan senantiasa jadi penghalang
Aku paham…
Mengapa harapan tak jua kugenggam
Karena ku selalu larut dalam sebatas harapan
Bukan perbuatan

Tuhan…
Hamba yang tak pantas ini memohon
Turunkan RahmatMu…
Bersihkan diri dari kisi duniawi yang tak pernah ada tepi

Tuhan…
HambaMu yang hina ini berharap
Mimpi yang terus kunanti, dapat betul dinikmati


IV

Tuhan…
SenyumMu adalah dambaku
Walau kutahu titahMu sesekali tak kujalani

Tuhan…
MurkaMu adalah bencanaku
Hamba mohon jangan berikan itu

Tuhan…
Hamba ingin dingin ini segera menyingkir
Karena tak tahan terus menggigil

Tuhan…
DihadapanMu hamba bersimpuh
Bersihkanlah peluh keluh yang kini membasuh
Agar tubuh yang hampir lumpuh
Dapat kembali tegar menangkap sinar


V

Hari ini seperti kemarin
Badanku lelah tak berbuah hikmah

Bukan salah Tuhan memberi 
Tapi hati masih sulit mengerti, 
apa yang sebenarnya dicari


Hamba sadar Tuhan...
Pengalaman kelam silam, 
barangkali itulah teguran
Atau...
Jalanku tak serius dalam menopang beban?


Tuhan...
Tak bosan hamba berpengharapan padaMu
Turunkan RahmatMu
Walau sadar yang hamba lakukan cuma mimpi diatas awan
Karena keseriusan menuju trentam belum penuh hamaba jalankan


Esok hari hamba kan coba lagi
Mencari kembali hakiki diri sejati
Semoga tak salah lagi


Tuntunlah hamba, agar sesat tak lagi di dapat
Amin...


VI

Rapuh iman membawaku dalam kelam
Segala harapan yang kupegang selalu hilang
Pejalanan yang semula bak pelita berubah gulita


Rapuh iman membawaku dalam kesulitan
Konsep yang yang diyakini sukses, pupus terarus 
Layar yang seharusnya mengembang,
 karam menghantam karang


Tuhan...
KuasaMu hamba yakin masih dapat dimiliki
Bimbinglah hamba esok dalam mencari arti hari 

Tuhan.. 
KuasaMu adalah dambaku
Tuntunlah esok dalam mencari mimpi, 
agar mentari tak lagi menacaci


VII


Larut perlahan hanyut, 
pagi mulai meniti
Mataku masih terbuka


Gundah membuat kantuk selalu mengalah


Tuhan..
Tak bosan hamba meminta
Berilah hamba cinta, agar iba tak selalu dirasa


Tuhan...
Tak jemu hamba mengeluh
Berilah hamba tentram, 
agar tenang dalam berjalan


Hamba sadar Tuhan
Tak seyogiyanya berpengharapan yang berlebihan
Karena juang yang seharusnya kujalankan, 
selama ini selalu kuabaikan


Namun hamba yakin
KemurahanMu takkan mungkin membiarkan
Hambanya terus terhanyut dalam kemelut


Tegarkan hamba esok hari
Agar perih tak lagi terjadi

Amin... 


VIII


Kemanapun kupergi
Perasaan itu selalu menyerta
Beribu, mungkin bahkan sejuta
Perasaan beku terus menyatu, 
buah dari mencari debu


Tuhan...
Cinta ini belum mati
Rinduku masih menggebu, 
walau kabut selalu menutup


Tuhan...
Bukakanlah kesempatan
Agarku dapat kemabali pulang
Mengolah jalan yang selama ini terabaikan


Tuhan...
Kuingin kembali
Menata memori yang nyaris mati


KebesarnMu
Adalah harapan yang selama ini kuidam

IX

Kusadar rapuh ini hampir rubuh
Jendela rasa entah kapan terbuka
Sebab kunci yang kupatah masih tetap terbelah


Entah...
Hingga kapan kunci ini dapat kembali sejati
Agar jendela terbuka
Dan rasa tak lagi sesakkan dada


Entah..
Karena aku belum mau paham
Kemana langkah ini harus berjalan


Tuhan...
Kuyakin, tak mungkin Engkau sesatkan jalan
Kealfaankulah yang membuat jalanku tak beraturan


Tuhan...
Ampuni sesatku
Bimbinglah batin ini
Agar esok hari hidupku lebih berarti
Amin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kritik dan saran sangat saya harapkan, bila berkenan tulisan ini bisa dipublikasikan/dtulis kembali asalkan nama pengarang ditulis kembali