25 Nov 2010

PANTUN TANPA JUDUL

Oleh : Ato Suharto

Makan sagu sambil membaca
Nila biru berubah hitam
Jangan ragu panggil kakanda
Bila rindu sudah tak tahan

Cina negeri benua Asia
Pemrakasa niga negara kaya
Cinta bersemi dara jelita
Pesona raga kakanda semata

Sini situ selalu gajah
Karena rima tak lagi ramah
Ini itu selalu sala
Karena dinda lagi - lagi marah

Naik perhau keWanaraja
Banyak remaja bermain ria
Baik selalu pada sesama
Banyak pahala jaminan surga

Bila kenanga berwarna jingga
Itu semua tak mungkin ada
Bila adinda merasa cinta
Tentu berbunga hati kakanda

Akankah tinta berwarna
Bila nuansa tak disketsa
Apakah dinda merasa
Bila semua tak disengaja

Jangan suka memakai sorban
Bila tidak dengan pecinya
Jangan suka menyimpan dendam
Bila luka sakit akhirnya

Jangan buka tutup kepala
Bila pita hendak dibuka
Jangan suka sebut kakanda
Bila cinta tidak dibuka

Petik kembang bunga kemboja
Semangka manis kok dipotong
Cantik memang dirimu nona
Disangka gadis kok bencong

Bila limau masih sebiji
Ijinkan aku memiliki
Bila engkau masih sendiri
Ijinkan aku menemani

Siamat makan tomat sembilan
Tata menjerit tersungkur
Selamat malam sobat sekalian
Saya pamit mau tidur

Pelita Cina menyala diudara
Takkan mungkin itu mustahil
Ketika cinta membara di dada
Badan dingin dagu menggigil

Pantun bertutur kata pujangga
Memikat rasa makin terlena
Santun bertutur dara jelita
Membuat kanda semakin cinta

Jubah antik melayu punya
Cadar tanda penutp muka
Sudah canti kemayu pula
Pacar kanda penurut pula

Tedi tidur, Mak sam berdagang
Pagi tidur malam begadang

Buah kedondong, buah atep
Dulu bencong sekarang tetep

Mkanlah sagu kita kan kenyang
Makan baku pula Maluku
Janganlah ragu dindaku sayang
Kandakan tahu galau kalbumu

Janganlah suka makan kwaci
Bila tak ingin nyangkut di gigi
Jangan suka katakan benci
Bila tak ingin sikut ke pipi

Bingung kala kita di kota
Sungguh tiada tempat bertanya
Kidung cinta dara jelita
Sungguh kanda amat terpana

Garam asin dari Madura
Bila dirasa tak mungkin semua
Jangan ingin cari perkara
Bila tak ingin didera cela

Buat apa memakai batik
Bila tidak punya celana
Buat apa semampaicantik
Bila tidak menyinta kanda

Buat apa harta berlimpah
Kalau semua karena judi
Buat apa kanda menyinta
Kalau dinda tida peduli

Mawar merah harum sekali
Kidung cinta sejoli pasti
Pacar marah bingung sekali
Bingung siapa jadi pengganti

Kendari ranah kota kucinta
Daerah tempat dinda berada
Kendati pernah dinda kucinta
Belum pernah dinda kuraba

Kelapa Gading jalannya licin
Rukannya berseling rumah indah nan bening
Kepala pusing makan kepiting
Bukannya eling malah tambah pusing

Makan jagung selagi lapar
Kembang tahu, kentang dan acar
Jangan bingung mencari pacar
Abang mau datang melamar

Sungguh melati merah mewangi
Hendak dibawa ke ranah Deli
Minggu pagi cerah sekali
Hendak kemana dinda kan pergi

Sedap malam buat para Dewi
Kemboja bunga yang tak ditanam
Selamat malam buat para Dewi
Semoga kanda jadi kenangan

Semaikan benih buah semangka
Nangka matang ditabur juga
Jangan sedih duhai adinda
Kanda datang menhibur dinda

Kubah antik berwarna jingga
Karya nya yang tak tercela
Sudah canti ramahlah pula
Pria mana yang tak tercela

Buat apa memetik bunga
Kalau kepompong jadi merana
Buat apa cantik jelita
Kalau sombong bersama nona

Btik Prambanan sentuhan seniman
Buah tangan ibu tercinta
Canti menawan bukanlah ukuran
Ketakwaan itu yang utama

Bandung lautan api, kini tak ada lagi
Bertarung melawan diri, ciri pribadi sejati

Katun biru banyak diburu
Bahan baju banyak yang mau
Tahun baru semangat baru
Jaman baru tuk kita manu

Kumbang di taman sebarkan kembang
Wangi terasa bunga setaman
Kumandang azan seruan Tuhan
Mari semua kita jalankan

Bilakah kaca dapat dipatri
Tentulah berubah dari semula
Bilakah dinda dapat mengerti
Tentulah berbunga hati kakanda

Tahun baru pesta bersama
Kembang api dimana - mana
Santun selalu pada sesama
Lambang suci dara jelita

Jangan kau potong tangkai bunga
Karena semut tak akan suka
Jangan kau sombong wahai adinda
Karena hidup tak akan baka

Makanlah tahu dan jangan pisang
Kalau mau ditambah kentang
Jangan ragu dan jangan bimbang
Kalau rindu panggilah abang

Jangan ragu tuai semangka
Karena dukuh masam rasanya
Kenanglah daku wahai adinda
Karena daku tampan orangnya

Asam kecut rasanya cuka
Kenanga biru manalah ada
Jangan cemberut duhai adinda
Kini daku datang menyapa

Sabit pala, sabit ubi pula
Sakit kepala, sakit gigi pula

Tembang lama elok pesona
Menggugah rasa masa remaja
Kembang desa elok jelita
Bolehkah kanda meminang dinda

Burung nuri terbang melayang
Terbang membawa segenggam mawar
Bingung mencari si janda kembang
Yang bisa abang jadikan pacar

Makan ketupat sangatlah nikmat
Apalagi dimakan hangat
Lekaslah bertobat cepatlah shalat
Ingatlah nanti hari kiamat

Bunga rampai tumbuh di Cina
Diterpa udara rona berwarna
Bohai semampai tubuhmu nona
Dikira dara ternyata waria

Bilakah bunga yang kaya warna
Wangi merona tiada tara
Bilakah kanda sang kaya raya
Pasti dinda suka ma kanada

Laris manis jualan habis
Jangan membeli bila tak asli
Gadis manis memakai gamis
Disayang mami dicinta Illahi

Kakatua di jendela, bernyanyi tralala - tralala
Dunia tanpa cinta, sunyi tiada tara

Buah duku buah durian
Dimakan pagi karena lapar
Sudah angkuh mata duitan
Takkan sudi awak melamar

Berburu di tanah lapang
Dapat rusa belang kaki
Memburu janda kembang
Dapat susah pincang kaki

Golok sultan larasnya panjang
Bikin lawan tunggang langgang
Elok nian parasmu kawan
Bikin senang orang memandang

Lengkung sempit jalan cimanggis
Sudah sempit naiklah pula
Lesung pipit si hitam manis
Sudah cantik baiklah pula

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kritik dan saran sangat saya harapkan, bila berkenan tulisan ini bisa dipublikasikan/dtulis kembali asalkan nama pengarang ditulis kembali